ARTIKEL




# PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI DUNIA :

Kasus pertama ditemukan di San Fransisco pada seorang gay tahun 1981.

Menurut UNAIDS(Badan PBB untuk penanggulangan AIDS) s/d akhir 1995, jumlah orang yang terinfeksi HIV (Human Immuno-deficiency Virus) di dunia telah mencapai 28 juta dimana 2,4 juta diantaranya adalah kasus bayi dan anak. Setiap hari terjadi infeksi baru sebanyak 8500 orang, sekitar 1000 diantaranya bayi dan anak.

Sejumlah 5,8 juta orang telah meninggal akibat AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), 1,3 juta diantaranya adalah bayi dan anak. -AIDS telah menjadi penyebab kematian utama di Amerika Serikat, Afrika Sub-sahara dan Thailand. Di Zambia, epidemi AIDS telah menurunkan usia harapan hidup dari 66 tahun menjadi 33 tahun, di Zimbabwe akan menurun dari 70 tahun menjadi 4o tahun dan di Uganda akan turun dari 59 tahun menjadi 31 tahun pada tahun 2010.



# POLA PENULARAN VIRUS AIDS :

Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.

Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.

Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.

# SIAPA YANG RAWAN TERHADAP VIRUS AIDS ? :

Infeksi virus AIDS terutama disebabkan oleh perilaku seksual berganti-ganti pasangan. Oleh karena itu yang paling berisiko untuk tertular AIDS adalah siapa saja yang mempunyai perilaku tersebut. Harus diingat bahwa perilaku seperti ini bukan hanya dimiliki oleh kelompok pekerja seks tetapi juga oleh kelompok lain seperti misalnya remaja, mahasiswa, eksekutif muda dsb. Jadi yang menjadi masalah disini bukan pada "kelompok" mana tetapi pada "perilaku" yang berganti-ganti pasangan.

# PERJALANAN INFEKSI HIV/AIDS :

Pada saat seseorang terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV+ ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.

Sejak masuknya virus dalam tubuh manusia maka virus ini akan menggerogoti sel darah putih (yang berperan dalam sistim kekebalan tubuh) dan setelah 5-10 tahun maka kekebalan tubuh akan hancur dan penderita masuk dalam tahap AIDS dimana terjadi berbagai infeksi seperti misalnya infeksi jamur, virus-virus lain, kanker dsb. Penderita akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian karena infeksi tersebut.

Di negara industri, seorang dewasa yang terinfeksi HIV akan menjadi AIDS dalam kurun waktu 12 tahun, sedangkan di negara berkembang kurun waktunya lebih pendek yaitu 7 tahun.

Setelah menjadi AIDS, survival rate di negara industri telah bisa diperpanjang menjadi 3 tahun, sedangkan di negara berkembang masih kurang dari 1 tahun. Survival rate ini berhubungan erat dengan penggunaan obat antiretroviral, pengobatan terhadap infeksi oportunistik dan kwalitas pelayanan yang lebih baik.

Pola infeksi secara global, sekitar 90% kasus HIV/AIDS ada di negara berkembang.
Saat ini penyebarannya adalah :

* Afrika Sub-sahara : 14 juta
* Asia Selatan-Tenggara : 4,8 juta
* Asia Timur-Pasifik : 35.000
* Timur Tengah : 200.000
* Karibia : 270.000
* Amerika Latin : 1,3 juta
* Eropa Timur - Asia Tengah : 30.000
* Australia : 13.000
* Eropa Barat : 470.000
* Amerika Utara : 780.000

Dengan globalisasi, pergerakan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, episentrum infeksi HIV/AIDS saat ini bergeser ke Asia.

# PENCEGAHAN AIDS :

Pada prinsipnya, pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus AIDS. Karena penularan AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka penularan AIDS bisa dicegah dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual. Pencegahan lain adalah melalui pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan penggunaan jarum suntik yang diulang, pengidap virus tidak boleh menjadi donor darah.

Secara ringkas, pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinensia, artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. B adalah be faithful, artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan dengan menggunakan kondom.

# PREDIKSI YANG AKAN DATANG :

Tahun 2000, diperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS akan meningkat menjadi 30-40 juta orang dan pertambahan kasus baru terbanyak akan ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara.

Di negara industri telah terlihat penurunan jumlah kasus baru (insidens) per tahun. Di Amerika Serikat, telah turun dari 100.000 kasus baru/tahun menjadi 40.000 kasus baru/tahun. Pola serupa juga terlihat di Eropa Utara, Australia dan Selandia Baru.

Penurunan kasus baru berkait dengan tingkat pemakaian kondom, berkurangnya jumlah pasangan seks dan memasyarakatnya pendidikan seks untuk remaja.

Penurunan infeksi HIV juga terjadi sebagai dampak membaiknya diagnosa dini dan pengobatan yang adekwat untuk penyakit menular seksual (PMS). Di Tanzania, daerah yang pelayanan PMSnya berjalan baik mempunyai insidens HIV yang 40% lebih rendah. Penelitian di Pantai Gading, Afrika memperlihatkan bahwa pengobatan PMS juga mengurangi viral load sehingga mengurangi infectivity.

# TAHAPAN PANDEMI AIDS :

Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.

Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.

Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada isteri dari pelanggan pelacur.

Pada tahap ke empat mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.

# KERENTANAN WANITA PADA INFEKSI HIV :

Wanita lebih rentan terhadap penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.

Kondisi anatomis-biologis wanita menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi "menampung", dan alat reproduksi wanita sifatnya "masuk kedalam" dibandingkan pria yang sifatnya "menonjol keluar". Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik tanpa diketahui oleh ybs. Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.

Mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlukaan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.

Faktor sosiologis-gender berkaitan dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi, ketrampilan). Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya pelcehan dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran sebagai strategi survival.

Kasus di Ghana dalam pembangunan Bendung Sungai Volta, menyebabkan ribuan penduduk tergusur dari kampung halamannya. Kaum pria bisa memperoleh kesempatan kerja sebagai buruh dan kemudian menjadi nelayan. Kaum wanita yang hanya terbiasa dengan pekerjaan pertanian akhirnya tersingkir ke kota dan terjerumus pada pekerjaan hiburan dan penyediaan jasa seksual. Akibatnya banyak yang menderita penyakit menular seksual (termasuk HIV) dan meninggal akibat AIDS.

Di Thailand Utara, akibat pembangunan ekonomi dan industri yang berkembang pesat menyebabkan lahan pertanian berkurang dan wanita tergusur dari pekerjaan tradisionalnya di bidang pertanian. Sebagian besar kemudian migrasi ke kota-kota besar dan menjadi pekerja seks dan akhirnya tertular oleh HIV.

# SITUASI HIV/AIDS DI INDONESIA :

Sampai dengan bulan September 1996, jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 449 orang, dengan kelompok umur terbanyak pada usia 20-29 tahun (47%) dan kelompok wanita sebanyak 27%. Kelompok usia produktif (15-49 tahun) mencapai 87%. Dilihat dari lokasi, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta, Irian Jaya dan Riau.

Jumlah kasus yang tercatat diatas adalah menurut catatan resmi yang jauh lebih rendah dari kenyataan sesungguhnya akibat keterbatasan dari sistem surveilance perangkat kesehatan kita.

Permasalahan HIV/AIDS di banyak negara memang memperlihatkan fenomena gunung es, dimana yang tampak memang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sesungguhnya.

Upaya penanggulangan AIDS di Indonesia masih banyak ditujukan kepada kelompok-kelompok seperti para pekerja seks dan waria, meskipun juga sudah digalakkan upaya yang ditujukan pada masyarakat umum, seperti kaum ibu, mahasiswa dan remaja sekolah lanjutan. Yang masih belum digarap secara memadai adalah kelompok pekerja di perusahaan yang merupakan kelompok usia produktif.

Proyeksi perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan akan menembus angka 1 juta kasus pada tahun 2005, dan sesuai pola epidemiologis yang ada maka jumlah kasus terbanyak akan ada pada kelompok usia produktif (patut diingat bahwa pada tahun 2003 Indonesia akan memasuki pasar bebas APEC dan membutuhkan SDM yang tangguh untuk bersaing di pasar global).

# PENGOBATAN DAN VAKSINASI :

Pertemuan Konperensi Internasional AIDS ke XI di Vancouver bulan Juli 1996 yl melaporkan penggunaan tiga obat kombinasi (triple drugs) yang mampu menurunkan viral load hingga jumlah minimal dan memberikan harapan penyembuhan.

Kendala yang dihadapi untuk pengobatan adalah biaya yang mahal untuk penyediaan obat dan biaya pemantauan laboratorium, yang mencapai US$ 16.000 - US$ 25.000/tahun. Kendala lain adalah kepatuhan penderita untuk minum obat secara disiplin dalam jangka waktu 1,5 - 3 tahun, karena obat yang diminum secara tidak teratur akan menyebabkan resistensi.

Diperkirakan karena mahalnya biaya pengobatan, maka hanya ada 5-10% pengidap HIV yang mampu berobat dengan menggunakan triple drugs ini. Jika masalah biaya ini tidak bisa diatasi, maka adanya obat tidak akan mampu memberantas HIV/AIDS secara bermakna.

Penelitian untuk menemukan vaksi pencegahan HIV juga terus dilakukan. Biaya vaksinasi diperkirakan tidak akan semahal triple drugs. Seandainyaoun ditemukan vaksin untuk pencegahan HIV, kendalanya adalah harus dicapainya jumlah cakupan vaksinasi yang tinggi (80%) jika diinginkan dampak pemberantasan HIV. Untuk mencapai cakupan sebesar ini, diperkirakan akan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan sulit disediakan oleh negara berkembang.

Dampak sampingan dari mahalnya obat dan ketersediaan biaya untuk pelaksanaan vaksinasi, menyebabkan munculnya isu diskriminasi baru yaitu kaya dan miskin. Pengidap HIV yang kaya akan mampu menyediakan biaya untuk triple drugs, tetapi yang miskin tetap akan mati. Negara industri kaya bisa menyediakan biaya untuk mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi, sedangkan negara berkembang mungkin tidak akan mampu.

# KESIMPULAN :

Upaya pencegahan tetap lebih baik dan cost-effective dibandingkan dengan upaya pengobatan. Untuk itu perlu dimasyarakatkan upaya pencegahan AIDS bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk untuk kelompok remaja-mahasiswa.


In english------------------------------------

# DEVELOPMENT OF HIV / AIDS IN THE WORLD:

The first case was found in San Francisco on a gay in 1981.

According to UNAIDS (United Nations Agency for AIDS) s / d end of 1995, the number of people infected with HIV (Human Immuno-deficiency Virus) in the world has reached 28 million, where 2.4 million are cases of infants and children. Every day a new infection as much as 8500 people, about 1000 of them infants and children.

Some 5.8 million people have died from AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), 1.3 million are infants and children. -AIDS has become the major cause of death in the United States, Sub-Saharan Africa and Thailand. In Zambia, the AIDS epidemic has lowered life expectancy from 66 years to 33 years, in Zimbabwe will drop from 70 years to 4o years in Uganda and will fall from 59 years to 31 years in 2010.

# PATTERN AIDS virus transmission:

The AIDS virus is found in human body fluids, and most commonly found in blood, semen and vaginal fluids. In other body fluids can also be found (such as liquid milk) but very few in number.

Some 75-85% of transmission occurs through sexual contact (5-10% of it through homosexual relations), 5-10% due to contaminated syringes (primarily on injecting drug users), 3-5% through contaminated blood transfusions.

HIV infection most (more than 80%) suffered by the productive age group (15-49 years), especially men, but the proportion of female patients tended to increase.

Infection in infants and children, 90% occurred from mothers with HIV. Approximately 25-35% of infants born to mother with HIV will be a person with HIV, the infection occurs during in utero, during delivery and through breastfeeding. With antiretroviral treatment in the last trimester pregnant women, the risk of transmission can be reduced to only 8%.

# WHO prone to AIDS virus? :

AIDS virus infections mainly caused by sexual behavior alternated pairs. Therefore most at risk for contracting AIDS are those who have these behaviors. It should be remembered that such behavior is not only owned by a group of sex workers but also by other groups such as teenagers, students, young executives and so on. So the problem here is not to "group" Where but in the "behavior" changing partners.

# TRAVEL HIV INFECTION / AIDS:

At the time a person infected by the AIDS virus it will take 5-10 years to get to the stage known as AIDS. Once the virus enters the human body, then 2-4 months for the presence of virus has yet to be detected by blood tests even though the virus itself is present in the human body. This phase is called the window period. Before going on the stage of AIDS, the person named HIV-positive because there is HIV in their blood. At this stage of the HIV + state does not have a relevant physical characteristic abnormalities or any complaints, and can even continue to work as usual. In terms of transmission, it is relevant in this condition has actively spread the virus to others if he held a sexual relationship or a blood donor.

Since the entry of the virus in the human body then the virus could undermine the white blood cells (which play a role in the immune system) and after 5-10 years it will be destroyed immune and patients included in the AIDS phase of infection which occur such as fungal infections, viral - Other viruses, cancer, etc.. Patients will die within 1-2 years later because of infection.

In industrialized countries, an HIV-infected adults will become AIDS within 12 years, whereas in developing countries over a shorter time is 7 years old.

Having to AIDS, survival rate in industrialized countries could have been extended to 3 years, whereas in developing countries is still less than 1 year. This survival rate is closely linked to the use of antiretroviral drugs, treatment of opportunistic infections and quality of service better.

The pattern of infection globally, approximately 90% of cases of HIV / AIDS in developing countries.
Current distribution is:

* Sub-Saharan Africa: 14 million
* South-East Asia: 4.8 million
* East Asia-Pacific: 35.000
* Middle East: 200,000
* Caribbean: 270,000
* Latin America: 1.3 million
* Eastern Europe - Central Asia: 30,000
* Australia: 13,000
* Western Europe: 470,000
* North America: 780,000

With globalization, the movement of population and economic growth, the epicenter of HIV / AIDS now shifted to Asia.

# AIDS PREVENTION:

In principle, prevention can be done by way of preventing transmission of the AIDS virus. Because the majority of AIDS transmission is through sexual transmission of AIDS will be prevented by not changing sexual partners. Prevention is through prevention of blood contact, such as preventing the use of repeated needle, people with the virus should not be a blood donor.

In summary, prevention can be done with the ABC formula. A is abstinensia, means not having sex before marriage. B is to be faithful, meaning if already married just to have sex with their partner only. C is the condom, it means if it means A and B can not be obeyed it must be used prevention tool by using condoms.

# PREDIKSI THAT WILL COME:

In 2000, the estimated number of cases of HIV / AIDS will increase to 30-40 million people and the largest increase of new cases will be found in South and Southeast Asia.

In industrialized countries have seen decline in the number of new cases (incidence) per year. In the United States, has come down from 100,000 new cases / year to 40,000 new cases / year. A similar pattern is also seen in Northern Europe, Australia and New Zealand.

Decrease in new cases associated with the level of condom use, reduction in the number of sexual partners and memasyarakatnya sex education for teenagers.

The decline of HIV infection also occurs as a result of improved early diagnosis and adequate treatment for sexually transmitted diseases (STDs). In Tanzania, an area of service has gone well PMSnya HIV incidence 40% lower. Research in the Ivory Coast, Africa showed that STD treatment reduces viral load, thereby reducing infectivity.

# STAGES OF AIDS pandemic:

Initially started with the transmission in the homosexual (gay). Because among homosexual groups also have a bisexual, then the infection spread to the heterosexual population who frequently changing partners.

In the second stage, the infection began to spread on the prostitutes and their clients.

In the third stage, developing transmission on whore wife from customers.

In the fourth phase began to increase transmission to infants and children of mothers with HIV.

# Vulnerability HIV INFECTION IN WOMEN:

Women are more vulnerable to HIV infection due to anatomical factors, biological and sociological factors-gender.

Anatomical-biological condition caused her pelvic structure of women in the position of "accommodate", and female reproductive nature "into" nature than the man who "stand out". This situation led to easy infection without known khronik relevant. Khronik infection will facilitate the entry of HIV virus.

Mucosa (inner lining) of the female reproductive tool is also very delicate and susceptible to injury in the process of sexual relations. Sores also facilitate HIV infection.

Gender sociological factors related to the low social status of women (education, economy, skills). As a result of women in vulnerable circumstances causing pelcehan and use of sexual violence, and finally fell into prostitution as a survival strategy.

Case in Ghana in the Volta River Bendung building, causing thousands of residents displaced from their homes. Men can gain employment as a laborer and later became a fisherman. The women who only used to farm work out to the city finally fell on the work and entertainment and the provision of sexual services. As a result many are suffering from sexually transmitted diseases (including HIV) and died from AIDS.

In northern Thailand, due to economic development and rapidly growing industries led to decreased agricultural land and women displaced from their traditional jobs in agriculture. Most of the later migration to big cities and become sex workers and ultimately infected by HIV.

# SITUATION HIV / AIDS IN INDONESIA:

As of September 1996, the number of cases of HIV / AIDS reached 449 people, with the largest age group at the age of 20-29 years (47%) and women's groups as much as 27%. Productive age group (15-49 years) reached 87%. Judging from the location, most cases found in DKI Jakarta, Irian Jaya and Riau.

The number of cases recorded above is according to official records is much lower than the true result of the limitations of the device Surveillance system health.

The problem of HIV / AIDS in many countries are showing iceberg phenomenon, where the look is much smaller than the actual amount.

Response to AIDS in Indonesia is still much aimed at groups like sex workers and transvestites, but also has intensified efforts aimed at the general public, such as women, students and high school teenagers. Which is not yet sufficiently worked out a group of workers in companies that are productive age group.

Projected development of HIV / AIDS cases in Indonesia is expected to penetrate a 1 million cases in 2005, and according to existing epidemiological pattern of the number of cases will have the most productive age group (should be remembered that in 2003 Indonesia will enter the APEC free trade and the need HR tough to compete in the global market).

# TREATMENT AND VACCINATION:

Meeting of the International AIDS Conference in Vancouver XI July 1996 yl reported use of three drugs combination (triple drugs) that can reduce viral load to a minimal amount of healing and giving hope.

Constraints faced to treatment is an expensive cost for the provision of drugs and laboratory monitoring costs, which reached U.S. $ 16,000 - U.S. $ 25.000/tahun. Another constraint is patient adherence to medication in a discipline within 1.5 - 3 years, because the drug is not taken regularly will cause resistance.

Presumably because of the high cost of treatment, then there is only 5-10% with HIV are able to use the triple treatment with these drugs. If this cost issue can not be overcome, then the drug will not be able to eradicate HIV / AIDS significantly.

Research to find HIV prevention vaksi always conducted. The cost of vaccination was not expected to triple as expensive drugs. Seandainyaoun found a vaccine for HIV prevention, problem is to achieve a number of high vaccination coverage (80%) if the desired impact of HIV eradication. To achieve this size range, expected to cost a pretty expensive and difficult to be provided by developing countries.

Side effects of drugs and the availability of the expensive costs for the implementation of vaccination, gave rise to new discrimination issue that is rich and the poor. Rich with HIV will be able to provide triple the cost for drugs, but the poor continue to die. Rich industrial countries could provide the cost for achieving high vaccination coverage, while developing countries may not be able to.

# CONCLUSION:

Prevention is better and cost-effective compared with treatment efforts. For that we need socialized AIDS prevention efforts for all levels of society, including youth-student group.

5 comments:

Anonymous November 30, 2009 at 11:10 PM  

penyakit aids merupka masalah kitabersama, yang menurut saya gak cukup hanya dengan mengkampanyekan penggunaan kondom namun kita melupakan yang merupakan akar-akar dari masalah ini yaitu terjadinya sex bebas dan penggunaan narkoba. jika kita ingin terbebas dari semua ketakutan maka sudah sepantasnya kita menjauhi perbuatan yang memang telah d haramkan dalam agama.

Anonymous December 4, 2009 at 4:49 AM  

Bagus2 nice info, ..... tapi sedikit kritik, jangan Copas dong....hehehehehe.

oia Pemda Jakarta Lagi bikin peraturan tentang Freesex day selain Car fre day loh......

http://mfatihurrizqi.blogspot.com/2009/11/kerja-keras-adalah-energi-kita.html

Syaiful Ichwan December 6, 2009 at 8:35 PM  

@Anonymous : iya sih,gk hnya pengaman,tapi dari jati diri sndiri yang harus di jaga,seperti agamanya..hehhe

@fatih : sok loe...loe aja copas we :p
dsar nih anak kecil,sex dari dlu..tih tih..tobat !!!

Anonymous January 9, 2010 at 1:58 AM  

semua orang pasti suka sama seks. banyak pilihan tapi tidak harus di coba semuanya kan..???

Syaiful Ichwan March 17, 2010 at 4:56 AM  

@anonymous : betul sekali,pilih2 aja yg bagusan
hahhaha

Post a Comment

About Me